A. Latar Belakang
Suhu
udara yang panas merupakan permasalahan pokok pada kota-kota besar terutama daerah
yang memang beriklim panas dan tropis seperti di Indonesia. Hal ini tentu
menjadi PR rumit dan tidak mudah untuk diselesaikan dalam jangka waktu yang
singkat. Untuk itu pemerintah dan warganya harus bekerja keras bahu-membahu dan
salingmendukung dalam upaya menciptakan wilayah yang hijau dan bersih. Sehingga
wilayah tersebut menjadi asri dan nyaman untuk ditempati. Bukan tidak mungkin,
apabila suatu daerah atau kota yang asri dan nyaman tersebut akan banyak
mengundang banyak perhatian dari luar daerah atau kota tersebut. Misalnya saja
daerah kabupaten Malang. Daerah yang memang memiliki suhu dingin ini menjadi
objek wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan dari berbagai daerah.
Selain menjadi objek wisata, daerah ini juga sangat tepat untuk lahan
perkebunan terutama sayur-sayuran, buah-buahan juga pepohonan yang membutuhkan
suhu dingin. Kota Malang ini memang seakan-akan mewarisi kesejukan dari alam
yang disajikan untuk para penghuninya dan para wisatawan. Kemudian bagaimana
dengan permasalahan yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia seperti
Jakarta dan Surabaya? Apakah kota-kota ini juga dapat memiliki kesejukan dan
keasrian layaknya kota Malang? Banyak orang pasti akan menjawab tidak mungkin.
Karena dari suhu dan temperaturnya sudah sangat berbeda.
Kota
besar seperti surabaya, seiring dengan perkembangan zaman kemudian berevolusi
menjadi kota industri dengan segala aktivitas produksinya memberikan warna
berbeda dari kota-kota yang lain. Sudah menjadi hukum alam (seakan-akan), jika
suatu daaerah diproyeksikan menjadi sebuah wilayah industri maka sudah pasti
terjadi perluasan wilayah yang menggusur ekosistem lainnya terutama
tumbuh-tumbuhan. Keganasan industri ini segera merenggut kehijauan dan
kesegaran udara dari lingkungan yang dimiliki surabaya dan penduduknya. Tidak
salah lagi memang, apabila tumbuh pesatnya industri apalagi di perkotaan besar
menjadikan daerahnya terasa panas
membakar.
Menghadapi
problematika sosial dan alam akibat perluasan industri, memaksa pemerintah
untuk memutar-mutar otaknya dalam berupaya menanggulangi dan menyelesaikan
permasalahan kota dan ke-panas-annya. Mungkin, apabila kita meluangkan sedikit
waktu untuk melihat secara lebih jauh keadaan kota Surabaya, saya yakin apa
yang kita pikirkan pasti sama; yaitu tentang cara penyelesaian problem kota
Surabaya ini.
Terobosan
yang patut diacungi jempol kanan oleh semua kalangan adalah, diadakannya
program Surabaya Green & Clean (SGC). Program yang dimulai pada tahun 2005
ini diprakarsai oleh