RSS

Jumat, 07 Juni 2013

KOMUNIKASI MEDIA


24 Maret 2013
INDONESIA Vs ARAB SAUDI
Dalam Orientasi Bisnis Media

Pertandingan Pra Piala Asia 2015 antara Indonesia melawan Arab Saudi pada 23 Maret 2013 tadi malam sudah pasti menjadi acara televisi paling ditunggu oleh masyarakat dari semua acara televisi yang lainnya. Masyarakat Indonesia kususnya pecinta sepak bola tidak bakalan mau ketinggalan menyaksikan pertandingan Timnas kebanggaan tanah airnya sendiri. Apalagi sebelumnya Ttimnas Indonesia kalah pada laga melawan Iraq dengan hasil 0:1. Harapan masyarakat yang ingin melihat Timnas kesayangannya memenangkan laga tentu menjadi faktor utama bagi masyarakat untuk menyaksikan pertandingan Timnas lewat media televisi (yang tidak mungkin menyaksikan pertandingan langsung di stadion) dikandang sendiri.
Permainan Bisnis Media
Media nasional yang cerdas takkan begitu saja melewatkan momen cantik ini untuk memperoleh hak siar pertandingan timnas. Selain laga disiarkan pada jam tayang prime time, acara pertandingan sepak bola Indonesia melawan Arab Saudi bakal menjadi program acara televisi paling

GREEN AND CLEAN (KOMUNIKASI PEMASARAN)


A.     Latar Belakang
Suhu udara yang panas merupakan permasalahan pokok pada kota-kota besar terutama daerah yang memang beriklim panas dan tropis seperti di Indonesia. Hal ini tentu menjadi PR rumit dan tidak mudah untuk diselesaikan dalam jangka waktu yang singkat. Untuk itu pemerintah dan warganya harus bekerja keras bahu-membahu dan salingmendukung dalam upaya menciptakan wilayah yang hijau dan bersih. Sehingga wilayah tersebut menjadi asri dan nyaman untuk ditempati. Bukan tidak mungkin, apabila suatu daerah atau kota yang asri dan nyaman tersebut akan banyak mengundang banyak perhatian dari luar daerah atau kota tersebut. Misalnya saja daerah kabupaten Malang. Daerah yang memang memiliki suhu dingin ini menjadi objek wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan dari berbagai daerah. Selain menjadi objek wisata, daerah ini juga sangat tepat untuk lahan perkebunan terutama sayur-sayuran, buah-buahan juga pepohonan yang membutuhkan suhu dingin. Kota Malang ini memang seakan-akan mewarisi kesejukan dari alam yang disajikan untuk para penghuninya dan para wisatawan. Kemudian bagaimana dengan permasalahan yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya? Apakah kota-kota ini juga dapat memiliki kesejukan dan keasrian layaknya kota Malang? Banyak orang pasti akan menjawab tidak mungkin. Karena dari suhu dan temperaturnya sudah sangat berbeda.
Kota besar seperti surabaya, seiring dengan perkembangan zaman kemudian berevolusi menjadi kota industri dengan segala aktivitas produksinya memberikan warna berbeda dari kota-kota yang lain. Sudah menjadi hukum alam (seakan-akan), jika suatu daaerah diproyeksikan menjadi sebuah wilayah industri maka sudah pasti terjadi perluasan wilayah yang menggusur ekosistem lainnya terutama tumbuh-tumbuhan. Keganasan industri ini segera merenggut kehijauan dan kesegaran udara dari lingkungan yang dimiliki surabaya dan penduduknya. Tidak salah lagi memang, apabila tumbuh pesatnya industri apalagi di perkotaan besar menjadikan daerahnya terasa panas membakar.
Menghadapi problematika sosial dan alam akibat perluasan industri, memaksa pemerintah untuk memutar-mutar otaknya dalam berupaya menanggulangi dan menyelesaikan permasalahan kota dan ke-panas-annya. Mungkin, apabila kita meluangkan sedikit waktu untuk melihat secara lebih jauh keadaan kota Surabaya, saya yakin apa yang kita pikirkan pasti sama; yaitu tentang cara penyelesaian problem kota Surabaya ini.
Terobosan yang patut diacungi jempol kanan oleh semua kalangan adalah, diadakannya program Surabaya Green & Clean (SGC). Program yang dimulai pada tahun 2005 ini diprakarsai oleh

KAJIAN KOMUNIKASI (METODE PENELITIAN KOMUNIKASI)


A.     Latar Belakang

Komunikasi merupakan keilmuan yang memiliki kajian luas dan selalu berkembang bahkan dapat membantu untuk mengkaji ilmu-ilmu sosial lainnya. Ilmu komunikasi seakan menjadi oase bagi keilmuan sosial lainnya yang dapat membantu dalam mengkaji suatu objek atau dalam mengkaji pengembangan keilmuan serta  menguji teori-teori ilmu komunikasi dan ilmu sosial sebagai relevansi terhadap realitas.
Isu-isu kekinian dan objek-objek yang memiliki pengaruh besar terhadap publik masyarakat biasanya mendapat perhatian khusus dari para ilmuan dan akademisi serta masyaraakat umum. Objek yang memiliki pengaruh besar biasanya cepat mendapat respon dari kalangan ilmuan dan peneliti memiliki peluang besar untuk dikaji dan dianalisis atau diteliti. Bagi masyarakat, isu kekinian dan objek-objek berpengaruh selalu ramai untuk digunjingkan dan tak habis-habis untuk diomongkan. Realitas tersebut tidakluput dari media yang memiliki fungsi sebagai pembentuk opini publik, sehingga apa yang dikehendaki media seakan-akan menjadi kehendak publik.
Media selalu mampu dalam mengolah isu dan berita menjadi komunikasi yang efektif tehadap publik. Media juga mampu memberikan penilaian secara tidak langsung terhadap suatu objek,

KOMUNIKASI ORGANISASI


Analisis Komunikasi Organisasi pada Struktur Organisasi 
dengan Penerapan Sistem Manajemen Talenta

Pengertian Talenta
Banyak peneliti memberikan berbagai definisi dari “talenta” dalam berbagai perspektif. Buckingham dan Clifton (2001) dalam bathnagar (2008) menunjukkan talenta yang mengacu pada alam berulang pola pikiran, perasaan atau perilaku yang dapat diterapkan secara produktif. Talenta secara alami ada di dalam orang, sedangkan keterampilan dan pengetahuan harus diperoleh. Mereka lebih memilih kekuatan panjang, yang terdiri dari kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan talenta. Talenta adalah bawaan, sedangkan keterampilan dan pengetahuan dapat diperoleh melalui pembelajaran dan praktek. Ketika talenta ditambah dengan pengetahuan dan keterampilan, hasil menjadi kekuatan individu. Rath dan Conchie (2008) menyatakan talenta akan stabil sepanjang waktu dan merupakan kunci untuk efektivitas. Buckingham dan Clifton (2001) menekankan bahwa tidak pernah mungkin untuk memiliki kekuatan tanpa talenta yang diperlukan.
Morton (2004) dalam bathnagar (2008) mendefinisikan talenta sebagai seorang individu yang memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan yang signifikan dengan kinerja saat ini dan masa depan perusahaan. Goffee dan Jones (2007) menyatakan bahwa talenta adalah beberapa ide-ide karyawan, pengetahuan dan keterampilan yang memberikan mereka potensi untuk menghasilkan nilai yang tidak proporsional dari sumberdaya yang mereka miliki. Tansley, Harris, Stewart, dan Turner (2006) menyatakan bahwa talenta dapat dianggap sebagai kombinasi kompleks keterampilan karyawan, pengetahuan kemampuan, kognitif dan potensial. Nilai-nilai karyawan dan preferensi pekerjaan adalah juga sangat penting.

Manajemen Talenta
Menurut Mihelic dan Plankar (2010) Istilah “talent management” mengandung arti